Berbagai merk motor langsiran era 80-an hingga 90-an dipamerkan dalam Burnout 2018 yang dihelat di Centra Niaga, The Park Solo Baru (1/9). Hal tersebut Mekanis menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung event tahunan. Bagaimana Enggak, meski motor-motor tersebut Enggak berusia muda Kembali Tetapi tampilannya Enggak kalah dengan motor keluaran terbaru.
Terang terlihat motor-motor lawas tersebut sangat terawat. Mulai dari cat di sekujur body yang mengkilat Kudus, Tamat pada detil pernik-perniknya yang rapi. Mayoritas ditampilkan dengan kondisi orisinilnya. Beberapa pemilik motor memang rela membelanjakan uangnya demi mengejar tampilan Asli dan Anggaran yang harus dikeluarkan memang Enggak sedikit bahkan Dapat setara dengan harga motor baru.
“Bagian yang sulit Demi restorasi motor Sepuh adalah Demi mencari onderdil dan kelengkapan asesorisnya,” ungkap Irawan Wibisono, pemilik Boncu Motor yang juga ikut memajang karyanya di event ini. Ia mengatakan Enggak Sekalian onderdil dan asesoris tersebut Tetap diproduksi, dan solusinya harus berburu di komunitas motor Sepuh. Bahkan tipe kendaraan tertentu, Buat mendapatkan onderdil imitasinya pun terkadang susah. “Intinya restorasi motor Sepuh butuh kesabaran,” papar Irawan.
Nuansa 90-an tadi merupakan konten baru yang dihadirkan pada Burnout 2018. Pada tahun keempat penyelenggaraannya, Burnout mengusung tema “Sopaneva Jayamahe” yang mempunyai Maksud “Di Jalanlah Kita Berjaya”. Dia ini terdapat juga Small Bore Corner, konten acara yang ditujukan Tertentu Buat pecinta motor custom yang sudah melakukan perubahan dengan menggunakan basis motor lokal.
Selain itu, peengunjung juga dapat berbelanja keperluan motor Berkualitas spare part atau apparel di Posisi acara karena Terdapat banyak booth gear dan juga area junkyard Buat berburu parts lawas.