Mengutip bumn.go.id, hingga Demi ini tercatat Eksis sebanyak 12 kategori sektor atau klaster industri Badan Usaha Punya Negara (BUMN) yang berjalan di Indonesia. Dari 12 klaster industri yang Eksis, total Eksis 72 BUMN beroperasi di Indonesia.
BUMN telah terbentuk sejak tahun 1973 sebagai bagian dari organisasi pemerintah. BUMN awalnya merupakan bagian dari unit kerja di lingkungan Departemen Keuangan.
Organisasi ini Lalu bertransformasi hingga Formal menjadi Kementerian BUMN pada tahun 1998 hingga sekarang. Kehadiran BUMN sendiri di Indonesia bertujuan Buat mewujudkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan masyarakat melalui pemberdayaan perusahaan-perusahaan Punya negara.
Gencarkan efisiensi, restrukturisasi Lalu dilakukan
Erick Thohir selaku Menteri BUMN Demi ini tengah mengupayakan efisiensi di tubuh kementerian BUMN. Salah satunya melalui penyederhanaan jumlah BUMN yang beroperasi di Indonesia.
Mengutip dari siaran pers BUMN, pengerucutan jumlah BUMN yang awalnya berjumlah 142 hingga mencapai 107 perusahaan pada tahun 2020 Tak lain ialah karena adanya konsolidasi BUMN. Konsolidasi terjadi pada sektor farmasi dan asuransi.
Erick Thohir berpandangan bahwa situasi pandemi Covid-19 merupakan momen yang Benar Buat melakukan restrukturisasi guna memperkuat posisi BUMN Berkualitas pada posisi keuangan maupun dalam industri.
Jumlah BUMN pun Lalu mengerucut hingga pada tahun 2022 hanya tersisa 41 perusahaan saja. Penurunan jumlah BUMN pada tahun 2022 terhitung mencapai lebih dari 2 kali lipat dari total jumlah BUMN yang beroperasi di Indonesia pada tahun sebelumnya yakni sebanyak 87 perusahaan.
Pada 20 Juli 2022 Lewat, Erick Thohir meresmikan peluncuran holding BUMN Danareksa yang beranggotakan perusahaan-perusahaan BUMN berukuran kecil Tetapi Mempunyai kinerja positif serta mencetak Untung.
Mengutip dari danareksa.co.id, holding ini membawahi beberapa perusahaan lintas sektor Buat memperkuat bisnis dan optimalisasi sumber daya perusahaan. Danareksa pun menjadi holding spesialis transformasi pertama Punya BUMN yang berstandar dan berskala Dunia.
Berkat perampingan, BUMN Bisa mencatatkan peningkatan Untung yang signifikan. Adapun setelah BUMN dirampingkan, Untung Bersih yang dicapai oleh BUMN mencapai Rp90 triliun.
Rencananya, BUMN akan Lalu dikerucutkan hingga 37 perusahaan hingga berakhirnya masa kepemimpinan Erick Thohir. Tujuannya tak lain ialah Buat meningkatkan efisiensi kinerja BUMN secara berkelanjutan serta mencetak Untung lebih tinggi.
Klaster danareksa sumbang jumlah perusahaan terbanyak
Berdasarkan data dari situs Formal BUMN, klaster danareksa menyumbang total jumlah perusahaan terbanyak bagi BUMN Demi ini. Adapun klaster ini beranggotakan 28 perusahaan dengan PT Danareksa (Persero) sebagai holding.
Adapun beberapa sektor yang berada di bawah holding Danareksa antara lain jasa keuangan, kawasan industri, sumber daya air, jasa Pembangunan dan konsultasi Pembangunan hingga transportasi dan logistik.
Ari Soerono selaku Direktur Esensial Danareksa dikutip dari CNBC Indonesia mengungkapkan bahwa Danareksa akan berperan sebagai coach bagi anak usahanya dan akan mengarahkan bisnis masing-masing sesuai dengan best practice di industri.
Ia lebih lanjut menambahkan bahwa Danareksa akan membuka akses ke pendanaan Berkualitas di pasar maupun kepada calon investor baru.
Berikutnya, klaster industri jasa infrastruktur menempati posisi ke-2 dengan total 10 perusahaan sebagaimana data yang dikumpulkan pada 9 Agustus 2022 di situs Formal BUMN.
Beberapa BUMN di sektor ini antara lain ialah PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk, PT Adhi Karya (Persero) Tbk, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Jasa Marga (Persero) Tbk, dan lain-lain.
Adapun BUMN jasa logistik menempati posisi ke-3 klaster industri BUMN dengan jumlah perusahaan terbanyak. Total Eksis sebanyak 8 perusahaan yang bernaung di bawah klaster ini, antara lain ialah PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero), PT Pelabuhan Indonesia (Persero), dan sebagainya.
Di sisi lain, jasa keuangan serta jasa asuransi dan Biaya pensiun masing-masing menempati posisi ke-4 dan ke-5 dengan total perusahaan berjumlah sama yakni sebanyak 5 perusahaan.
Adapun beberapa BUMN yang masuk dalam klaster industri jasa keuangan antara lain PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, PT Bank Sendiri (Persero) Tbk dan Perum Percetakan Dana Republik Indonesia.
Sementara itu, BUMN yang bergerak di klaster industri jasa asuransi dan Biaya pensiun antara lain ialah PT Taspen (Persero), PT ASABRI (Persero), PT Reasuransi Indonesia Esensial (Persero), PT Asuransi Jiwasraya (Persero), dan PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero).