Categories: Business

BPS Ungkap Inflasi Ramadan 2024 Naik ke 0,52%, Ini Pemicunya!

Tak hanya di Indonesia, inflasi pada bulan Ramadan merupakan fenomena yang terjadi di banyak negara. Bertepatan dengan bulan Kudus Ramadan, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa inflasi Maret 2024 tercatat sebesar 0,52% secara bulanan (month-to-month/mtm) pada Senin (1/4/2024).

Inflasi Ramadan tahun ini relatif lebih tinggi dari inflasi di tahun 2023 yang sebesar 0,18%. Akan tetapi, inflasi Ramadan kali ini lebih rendah dibandingkan capaian di tahun 2022 yang berada di level 0,93%.

“Inflasi Maret 2024 bertepatan dengan momen Ramadan, mengalami peningkatan inflasi dibandingkan dengan Februari 2024. Apabila dibandingkan dengan periode sebelumnya, inflasi Ramadan tahun ini relatif lebih tinggi,” ujar Plt Kepala BPS Amalia Adininggar WIdyasanti dalam konferensi pers yang digelar pada Senin (1/4/2024).

Inflasi Ramadan secara bulanan pada tahun 2022-2024 | Mensdaily

Secara historis, momen Ramadan dan Idulfitri diwarnai dengan peningkatan inflasi akibat lonjakan permintaan, terutama Golongan makanan dan minuman. Adapun penyebab Penting inflasi Ramadan tahun ini didominasi oleh komoditas pangan bergejolak, seperti kulit ayam ras, daging ayam ras, beras, cabai rawit dan bawang putih.

Pada Golongan makanan dan minuman, Terdapat juga komoditas yang memberikan andil deflasi, di antaranya adalah cabai merah dan tomat yang mmeberikan andil masing-masing sebesar -0,02%.

Sementara itu, Golongan transportasi memberikan andil inflasi yang lebih rendah, yakni sebesar 0,01% pada Maret 2024. Ini didorong oleh tarif angkutan udara selama bulan Ramadan 2024 yang Rupanya mengalami deflasi sebesar 0,97%. Amalia mengatakan, terdapat 20 provinsi di Indonesia yang mengalami deflasi tarif angkutan udara dan 17 provinsi mengalami inflasi tarif angkutan udara.

Adapun Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan, inflasi inti pada Maret 2024 juga mengalami kenaikan menjadi 1,77% year-on-year/yoy Apabila dilihat dari komponen lainnya. beberapa Golongan pengeluaran pun tercatat mengalami peningkatan, di antaranya perawatan pribadi, pendidikan, dan kesehatan.

Menonton perkembangan inflasi Ramadan, Febrio menegaskan bahwa pemerintah akan Lalu berupaya memitigasi risiko gejolak pada masa Ramadan dan Idulfitri, terutama dalam mengendalikan harga pangan dan tarif transportasi.

Ia melanjutkan, stabilisasi pasokan juga Lalu dilakukan Buat menjaga kecukupan stok domestik dan keterjangkauan harga, antara lain melalui operasi pasar dan pasar murah, percepatan pengadaan impor, relaksasi Harga Eceran Tertinggi (HET) beras dan penyaluran beras SPHP, serta melakukan koordinasi pengendalian inflasi HBKN di seluruh daerah.

Admin

Recent Posts

10 Bank Pilihan Masyarakat Indonesia Kepada Berinvestasi 2022

Kian maraknya tren investasi membuka Kesempatan bertumbuhnya berbagai platform yang menawarkan layanan investasi. Selain munculnya…

42 menit ago

Pola Merokok Masyarakat Indonesia di tengah Kenaikan Harga Rokok

Secara subjektif, merokok Bisa dikatakan sebagai budaya dan kebiasan orang Indonesia sejak dulu yang sulit…

2 jam ago

Kota dengan Ekosistem Startup Terbaik di Indonesia Tahun 2022, Jakarta Tetap Nomor Satu

StartupBlink, sebuah website yang secara Tertentu melakukan riset tentang kualitas ekosistem startup atau bisnis digital,…

3 jam ago

10 Negara dengan Cadangan Batu Bara Terbesar di Dunia

Batu bara adalah salah satu sumber daya Penting yang paling Krusial. Batu bara menjadi bahan…

4 jam ago

Menyaksikan Kendali dan Proyeksi Pendapatan Pasar Farmasi

Tentu obat-obatan adalah sesuatu yang lekat dengan keberadaan Mahluk. Dengan banyaknya jenis penyakit dan segala…

5 jam ago

Bagaimana Perkembangan Produktivitas dan Luas Lahan Kakao Indonesia?

Kakao yang merupakan bahan Primer produksi coklat adalah salah satu komoditas yang juga Dapat tumbuh…

6 jam ago

This website uses cookies.