BPS: Perekonomian Indonesia tumbuh 5,01 persen pada kuartal I 2022

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis laporan bahwa perekonomian di Indonesia tumbuh 5,01 persen secara tahunan pada triwulan atau kuartal I-2022. Persentase pertumbuhan tersebut disapatkan dari kontribusi Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai Rp.4.531 triliun dengan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp2.818,6 triliun.

“Pertumbuhan signifikan ini juga karena Terdapat low base effect pada triwulan I 2022 kita ketahui ekonomi Indonesia terkontraksi 0,7 persen Begitu itu,” sebut Kepala BPS Margo Yuwono pada Senin (09/06).

Pertumbuhan ekonomi kuartal I 2021 drop pada minus 0,7 persen karena penurunan nilai PDB atas dasar harga konstan (ADHK) dibanding Kuartal I 2020, yang mencapai Rp2.703,15 triliun. Hal ini yang kemudian menyebabkan base effect pada Komparasi kuartal I 2021 ke kuartal I 2022, yakni kecenderungan pertumbuhan dari nilai yang kondisi awalnya rendah.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia PDB Indonesia sejak 2020

Secara lebih rinci, indeks PDB tertinggi pernah terjadi pada kuartal II 2021, yakni mencapai 7,07 persen. Lampau kemudian terjun bebas di Bilangan 3,51 persen pada kuartal III 2021, dan kembali Konsisten pada kuartal IV 2021 (5,02 persen) hingga kuartal II 2022.

Pertumbuhan PDB tersebut didukung oleh Segala komponen, kecuali Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P) yang mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 7,74 persen.

Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh komponen ekspor barang dan jasa sebesar 16,22 persen, diikuti oleh komponen Pengeluaran Konsumsi LNPRT (PK-LNPRT) sebesar 5,98 persen, Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga (PK-RT) dengan 4,34 persen, dan Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 4,09 persen.

Struktur PDB Indonesia menurut pengeluaran atas dasar harga berlaku kuartal I 2022 Enggak menunjukkan perubahan yang berarti. Perekonomian Indonesia Lagi didominasi oleh PK-RT yang mencakuo lebih dari separuh PDB Indonesia yakni sebesar 53,65 persen. Disusul oleh komponen PMTB sebesar 30,44 persen, Komponen Barang Jasa sebesar 1,18 persen, dan Komponen Perubahan Inventori sebesar 2,45 persen.

Kalau dibedakan berdasarkan Area atau Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Golongan provinsi di Pulau Jawa memang Lagi mendominasi. Tetapi, terlihat kini Pulau Maluku dan Papua menjadi pulau Istimewa dengan pertumbuhan tertinggi.

Pertumbuhan tertinggi terjadi di Maluku dan Papua

PDRB Pulau Jawa Lagi mendominasi struktur perekonomian Indonesia secara spasial pada kuartal I 2022 dengan kontribusi sebesar 57,58 persen. Kemudian diikuti oleh Pulau Sumatra sebesar 6,73 persen, Pulau Bali dan Nusa Tenggara sebesar 2,66 persen, Pulau Maluku dan Papua sebesar 2,58 persen.

Kasus Covid-19 yang sudah mulai terkendali seiring dengan capaian program vaksinasi di berbagai daerah menjadi Elemen pendukung menguatnya kinerja ekonomi di berbagai provinsi.

Pada kuartal I 2022, Segala Area mengalami pertumbuhan positif (y-o-y) Golongan provinsi Maluku dan Papua mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 10,57 persen, Pulau Sulawesi sebesar 5,37 persen, Pulau Sulawesi sebesar 5,37 persen, Pulau Jawa sebesar 5,07 persen, dan Pulau Sumatra sebesar 4,03 persen. Dua Golongan lainnya meliputi Bali dan Nusa Tenggara tumbuh sebesar 3 persen dan 3,42 persen dan Pulan Kalimantan sebesar 3,21 persen.

Menurut lapangan usaha, seluruhnya telah mengalami pertumbuhan kecuali pada sektor administrasi pemerinah dan jasa pendidikan. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada jasa transportasi dan pergudangan, yakni sebesar 15,79 persen. Berbanding terbalik dengan jada pendidikan yang tercatat minum 1,7 persen.

Bank Dunia memberi prediksi pertumbuhan perekonomian Indonesia akan tumbuh pada tahun 2022 ini. Tetapi, meski demikian Bank Dunia menyampaikan harus juga menyiapkan antisipasi terburuk Kalau hal tersebut Enggak terjadi.

Bank Dunia: Ekonomi Indonesia 2022 bakal tumbuh 5,1 persen

Berdasarkan Laporan Indonesia Economis Prospect (IEP) Bank Dunia Juni 2022, perekonomian Indonesia diprediksi akan tumbuh 5,1 persen di tahun 2022 dan naik menjadi 5,3 persen pada tahun 2023. Prediksi Bank Dunia ini didasarkan oleh beberapa Elemen pendukung, seperti kepercayaan konsumen yang meningkat, nilai Ganti perdagangan (terms of trade) yang lebih Bagus, dan pertananan lonjakan permintaan.

“Proyeksi ini Lagi sejalan dengan rentang outlook pertumbuhan ekonomi Pemerintah. Ini membuktikan bahwa resiliensi Indonesia Lagi terjaga di tengah peningkatan risiko Mendunia,” ungkap Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu melalui rilisnya, Rabu (22/06).

Menurut Bank Dunia, pemulihan ekonomi Indonesia Lagi dapat berlanjut meski di tengah kondisi pandemi Covid-19 dan keadaan ekonomi dunia yang kian menangtang, Bagus karena tekanan inflasi dunia, pengetatan kebijakan moneter eksternal, maupun keterpurukan kondisi perekonomian Mendunia. Setelah Pandai tumbuh 3,7 persen di tahun 2021, pemulihan ekonomi Indonesia Maju berlanjut hingga kuartal I 2022.

Meski demikian, Bank Dunia turut menyampaikan bahwa Indonesia perlu mengantisipasi Kalau kondisi perekonomian Mendunia memburuk, seperti yang dipaparkan dalam laporan Mendunia Economis Prospect Juni 2022. Kondisi di Begitu pertumbuhan ekonomi Mendunia melambat signifikan dari 5,7 persen di tahun 2021 menjadi hanya 2,9 persen di tahun 2022. Selain itu, adanya kekhawatiran atas kerawanan ketahanan pangan dan kemiskinan akibat terbatasnya pasokan juga tingginya harga pangan dunia.