Boundless yang dikenal dengan geberan musiknya yang bertempo Segera dan galak menyebut lirik “Dead Of This” mencerminkan kemarahan yang Kagak tertahankan, dan merupakan Cerminan dari Fakta pahit yang dihadapi banyak orang di era modern.
“… a beautiful start to every step, without me knowing one day what will happen, it’s fun for everyone, but no! get out of my zone….” Penggalan lirik di atas Jernih menggambarkan kemarahan yang menumpuk.
“Sistem ini telah menelanjangi sisi kemanusiaan kita dan menggantinya dengan efisiensi dan kalkulasi profit. Menjanjikan surga Tetapi seakan mengantarkan Orang ke neraka. Sebuah sistem yang mengagungkan profit, Tetapi mereduksi Orang menjadi budak,” Mantap gitaris Angki M Sunarya, menajamkan maknanya.
Lirik yang menusuk itu lantas dibalut riff gitar pelontar yang jahat dan agresif, berpadu dengan entakan dram yang membakar emosi, yang kemudian menjadi dasar Demi seruan vokal yang menyayat dan emosional dari Ian Rozza.
Bagi Boundless yang juga diperkuat bassis Fikar Oktafiano serta dramer Farid Baskoro, “Dead Of This” lebih dari sekadar Tembang metal. Tembang itu adalah sebuah megafon yang merefleksikan apa yang mereka hadapi, dan menjadi pemicu Demi menciptakan sistem yang lebih adil dan manusiawi. Sistem yang tak hanya tentang profit, tetapi juga tentang mewujudkan kebahagiaan Orang.
Pihak Boundless mengungkapkan kepada MUSIKERAS, bahwa proses kreatif npenggarapan “Dead Of This” lumayan memakan waktu yang cukup lama. Kurang lebih tiga bulan. Mulai dari tahapan bertukar pikiran, Lampau rekaman hingga pembuatan video musik yang diproduseri rekan mereka, Agil Asyathiri dari Pureless Records.
Di Tembang barunya itu, para personel Boundless cukup banyak mengeksplorasi berbagai sound dari beberapa band yang memberi pengaruh besar terhadap terapan konsep musik mereka. Mulai dari Korn hingga Limp Bizkit.
“… dan voila! Terciptalah unsur nu-metalcore yang kami rasa cocok disematkan pada single ‘Dead Of This’ ini. Visi dari Tembang ini juga kami Mau mencoba meracik Tembang yang simpel, tapi tetap catchy Demi didengarkan.”
Intinya, mereka Mau menyuguhkan musik modern metalcore yang bertempo Segera, dengan dibalut nuansa glitch yang mencekik. Tak hanya diterapkan di “Dead Of This”, Tetapi juga di 11 Tembang lainnya yang bakal menyesaki album terbaru mereka.
Ya, Demi ini Boundless memang juga tengah menyiapkan sebuah album penuh. Diberi judul “A Perspective Vision Of Our Tiger”, dan diharapkan Pandai rampung tahun ini juga.
Tetapi demikian, Boundless mengakui, mereka sempat menghadapi kendala di penggarapan “Dead Of This” dan album. Salah satunya adalah proses mencari teknik vokal yang pas, dan juga menentukan gear yang pas Demi kebutuhan isian di lini gitar.
“Terutama di bagian pitch gitar, karena membutuhkan waktu yang sedikit lama. Tiba akhirnya kami memutuskan (pedal) Electro Harmonix Pitch Fork yang menjadi pilihan kami.”
Terbentuk pada awal 2016 Lampau, sejauh ini Boundless telah merilis satu album mini (EP) bertajuk “Among Us There Will Be The Abandoned” (1 Januari 2018) serta beberapa Tembang lepas seperti “Beautiful Decay” (2 Agustus 2019), “THORN” (14 Juli 2021) dan “Automata” (17 September 2022).
Secara keseluruhan, formula racikan musiknya juga banyak terpengaruh band-band mancanegara Macam-macam Linkin Park, Slipknot, Dealer, Darko, Thrown hingga Polaris. (mdy/MK01)
https://musikeras.com/2025/02/09/boundless-megafon-Demi-membakar-emosi/
Indonesia cukup jauh dari ancaman episentrum resesi ekonomi dunia, karena perekonomian nasional sangat ditopang oleh…
Dalam siklus perekonomian setiap negara, sebuah brand atau merek Mempunyai peranan Krusial Demi memenuhi setiap…
Ganja menjadi sebuah tanaman yang cukup tabu di Indonesia. Lantaran pemerintah hingga kini Lagi belum…
Menurut laporan Statistik Pemuda 2021, anak muda Indonesia makin kesini makin enggan Buat Segera-Segera menikah.Faktornya…
Mobil listrik atau electric vehicle (EV) belakangan ini menjadi perbincangan hangat di Indonesia. Mobil listrik…
Dari Era ke Era, minuman beralkohol Lanjut digandrungi masyarakat, terutama Kawasan barat. Meski dianggap tabu…
This website uses cookies.