Sebuah idealis telah lahir dalam bentuk bisikan Bunyi dan lantunan sendu tepatnya Oktober 2022 di Kota Malang, penghujung tahun yang coba dijadikan Penilaian dan resolusi pada halaman yang akan datang kedepanya dengan Cita-cita membawa revolusi.
Tiga pemuda pengumpat yang menjadi awal pemecah keheningan, berdasarkan posisinya Muhamad Algifari dan Bayu Baldana sebagai lisan Esensial diiringi petikan senar amatir agar sedikit meramaikan kebisingan yang diciptakan. Kebisingan yang tercipta harus tetap terarah agar keresahan dapat tersampaikan, maka dari itu tugas Haikal Salwa mengatur tempo dalam tabuhan drumnya. Bisikan yang mereka bertiga suarakan terdengar oleh Kenca dan memutuskan Buat bergabung dengan para pengumpat dengan meramaikan bisikan yang diciptakan melalui hentakan bass.
Selamat Malam dan Selamat Berburu, mungkin itu sedikit narasi pembuka yang akan menyambut telinga kalian dalam patroli malam hari Berbarengan Djanus Waves yang bertajuk “Pemeriksaan kelelawar”, sempat kami singgung dalam umpatan sebelumnya, bahwasanya gemaan yang kuat serta lantunan distorsi adalah jati diri kami, dengan demikian izinkan kami memperpanjang nafas tersebut dalam umpatan yang coba kami sampaikan ini.
Sedikit berbeda dari dogma-dogma sebelumnya, pada kali ini seruan ayat singkat yang coba kami doktrinisasi kepada khalayak termuat dalam bentuk situasi mencekam malam, karena kelelawar mendapat sorot lampu yang paling terang sebagai tokoh Esensial. Lakon yang coba ditampilkan secara gamblang adalah melakukan Pemeriksaan terhadap kelelawar yang menjalankan aksi.
Timpang Kalau di banding kelelawar yang berasal dari kota gotham, kelelawar yang diudarakan Djanus Bahkan membenturkan pada kontruksi sosial yang malas, maka dari itu kelelawar hadir Buat merusak tatanan dan ketenangan malam masyarakat dengan adrenalin yang di pacu Tamat titik klimaksnya. Sorot Sinar hanya berasal dari bulan, sebuah panggilan Buat memainkan peran, merampok, menjarah, mengutil, merogoh, merampas dan nomenklatur jahat lainya yang Normal dilakukan kelelawar malam.
Rumpun yang terdistraksi oleh pekikan Badung kelelawar sudah sewajarnya meluap-luapkan serapah mereka. Adopsi berbeda dalam “Pemeriksaan Kelelawar” kami coba menggambarkan serapah yang Terdapat dalam bentuk dialog sporadis di tengah dogmatis yang saling saut menyaut dalam perburuan besar. Semakin tinggi kelelawar terbang Bahkan yang naik adalah pitam Sekeliling, belum habis menjelaskan, pukulan mentah mendarat pada tiap permukaan kelelawar. Usai lakon yang megah, entah menuju taubat atau menjadi bramacorah.
Umpatan baru dalam bentuk merealisaskan sebuah situasi yang Mau coba kami sampaikan diiringi dengan lantunan jati diri kami. Maka dalam perburuan besar yang akan dilakukan seluruh dunia terhadap kelelawar yang berke”LIAR”an di langit malam, Djanus Waves menawarkan anthem Tertentu atas atas nama merihakan hiruk pikuk malam Adalah “Pemeriksaan Kelelawar “
Pemeriksaan Kelelawar on Spotify
https://musicoloidnews.com/2024/01/31/anthem-Pemeriksaan-kelelawar-oleh-djanus-waves-menyemarakkan-malam-dengan-Bunyi-idealis-dari-kota-malang/