Anggaran Pendidikan dan Kesehatan Naik dalam RAPBN 2026

Pemerintah menetapkan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026 dengan Pusat perhatian besar pada sektor pendidikan dan kesehatan. Tren lima tahun terakhir menunjukkan kenaikan signifikan pada kedua sektor ini. Alokasi pendidikan Kepada 2026 mencapai Rp757,8 triliun, sementara kesehatan mendapat Rp244 triliun.

Tren Anggaran Pendidikan 2022–2026

Data Kementerian Keuangan menunjukkan alokasi belanja pendidikan Maju meningkat dalam lima tahun terakhir. Pada 2022, anggaran pendidikan sebesar Rp480,3 triliun. Tahun 2023 naik menjadi Rp513,4 triliun, dan 2025 (outlook) mencapai Rp690,1 triliun. RAPBN 2026 mencatat Bilangan tertinggi sepanjang sejarah, Ialah Rp757,8 triliun.

Menariknya, realisasi anggaran 2024 Tak setinggi alokasinya. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut realisasi belanja pendidikan hingga akhir 2024 Sekeliling Rp519,8 triliun meski pagu anggaran lebih dari Rp600 triliun. Ia menjelaskan bahwa Biaya tersebut mencakup belanja pemerintah pusat, transfer ke daerah dan Biaya Kekal pendidikan. Hal ini sejalan dengan analisis Mensdaily, yang mencatat realisasi belanja pendidikan belum pernah mencapai 100% dalam lima tahun terakhir.

Pusat perhatian penggunaan anggaran pendidikan ke depan meliputi peningkatan akses pendidikan, program Makan Bergizi Gratis (MBG), pembangunan sekolah unggul terintegrasi, penguatan pendidikan vokasi serta kesejahteraan guru dan dosen. Kenaikan anggaran diharapkan Pandai memperbaiki kualitas SDM dan memperkecil ketimpangan akses pendidikan antarwilayah.

Kenaikan Anggaran Kesehatan dan Prioritas 2026

Sementara itu, tren anggaran kesehatan menunjukkan fluktuasi. Setelah melonjak Demi pandemi Covid‑19, alokasinya turun menjadi Rp188,1 triliun pada 2022 dan Rp185,5 triliun pada 2023.

Kepada 2024, anggaran meningkat menjadi Rp195 triliun, Lampau Rp210,6 triliun pada 2025 (outlook). RAPBN 2026 menetapkan anggaran Rp244 triliun, naik Sekeliling 15,8% dibanding outlook 2025. Anggaran ini setara 6,4% dari total belanja negara.

Kebijakan kesehatan 2026 diarahkan Kepada memperkuat program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), memperluas cek kesehatan gratis, mempercepat penuntasan tuberkulosis (TBC), serta revitalisasi rumah sakit.

Presiden Prabowo Subianto menekankan bahwa anggaran kesehatan juga dialokasikan Kepada stunting, pemberian gizi bagi ibu hamil dan balita, serta peningkatan fasilitas kesehatan tingkat pertama.

Akibat Kenaikan Anggaran

Kenaikan anggaran pendidikan dan kesehatan membawa implikasi strategis bagi pembangunan Sosok Indonesia. Di sektor pendidikan, peningkatan pagu memungkinkan pemerintah memperluas beasiswa, memperbaiki fasilitas sekolah, dan meningkatkan kualitas tenaga pendidik. Program MBG, meski kontroversial, bertujuan memastikan siswa mendapat gizi cukup selama sekolah. Di sisi lain, realisasi yang belum optimal menandakan perlunya transparansi dan efisiensi pengelolaan anggaran.

Sektor kesehatan Pusat perhatian pada akses layanan dan pencegahan penyakit. Kenaikan anggaran 2026 diharapkan memperkuat JKN, memastikan masyarakat miskin dapat mengakses layanan kesehatan berkualitas, serta mengurangi prevalensi stunting. Investasi ini Krusial karena kesehatan yang Berkualitas menjadi prasyarat keberhasilan pendidikan, anak yang sehat lebih Pandai belajar dan berkembang.

Sinkronisasi anggaran pendidikan dan kesehatan menunjukkan upaya pemerintah membangun sumber daya Sosok yang unggul. Tetapi, pengawasan tetap diperlukan agar setiap rupiah anggaran memberikan manfaat Konkret bagi masyarakat.

Baca Juga: Outlook APBN 2025: Realisasi Semester Pertama “Luar Normal Menantang”

Sumber:

anggaran.kemenkeu.go.id/assets/FTPPortal/Peraturan/NK%20UU%20APBN%20Lapsem/NOTA%20KEUANGAN%20APBN%20TA%202025.pdf

https://Mensdaily.id/article/bagaimana-nasib-pagu-anggaran-kementerian-pendidikan-di-tengah-diet-apbn-2xLUP?utm_source=chatgpt.com

https://media.kemenkeu.go.id/getmedia/f11645a6-7375-49c1-ae7e-2f6c31dc546f/uu-apbn-ta-2022.pdf