Tren layoff semakin marak di kalangan pekerja Demi ini. Pada Juni 2024, salah satu perusahaan marketplace ternama di Indonesia, Merukapan Tokopedia, baru saja melakukan layoff pada sejumlah karyawannya. Dengan beberapa Dalih, meningkatnya fenomena layoff/PHK dapat menghadirkan cerita lama, yakni pengangguran.
Istilah layoff dapat merujuk pada istilah pemutusan Interaksi kerja atau PHK. Secara definisi, layoff adalah penghentian karyawan, Berkualitas dalam jangka waktu pendek maupun panjang, yang bertujuan Kepada efisiensi dan efektivitas suatu perusahaan.
Perlu diketahui bahwa istilah layoff berbeda dengan pemecatan yang sifatnya jangka panjang atau permanen. Terjadinya layoff pun bukan disebabkan oleh karyawan, melainkan karena kegagalan perusahaan dalam melakukan manajemen keuangan. Lantas, apabila kondisi perusahaan telah kembali normal, Enggak menutup kemungkinan bagi para karyawan dapat kembali ke perusahaan tersebut.
Pada periode Maret 2024, berapa provinsi di Indonesia turut mengalami fenomena layoff atau PHK. Sumatera Utara menempati posisi kelima dengan jumlah karyawan layoff sebesar 508.
Kemudian dikalahkan oleh Banten, Jawa Barat, dan Jawa Tengah di urutan keempat, ketiga, dan kedua dengan jumlah karyawan layoff sebesar 927, 1.630, dan 2.955.
Dari kelima provinsi di atas, DKI Jakarta menempati urutan pertama dengan jumlah karyawan layoff terbesar, yakni 5.225 per Maret 2024. Mengutip dalam Arsjad Rasjid, terdapat beberapa Dalih mengapa perusahaan harus melakukan layoff atau PHK, di antaranya disebabkan oleh anggaran, merger atau akuisisi, serta bangkrut atau berhenti operasi.
Baca Juga: Pendapatan Berkisar Rp3 Juta, Apakah Buruh di Indonesia Sudah Sejahtera?
Sehubungan dengan data di atas, terjadinya layoff pada Tokopedia nyatanya disebabkan oleh adanya merger atau akuisisi. Pada 2023 Lewat, Tokopedia telah diakuisisi oleh ByteDance selaku perusahaan induk TikTok.
Mengutip dari Kompas, proses akuisisi ini rampung pada akhir Januari 2024 Lewat dengan investasi TikTok sebesar lebih dari US$1,5 miliar atau Sekeliling Rp23,4 triliun. Tetapi, belum berjalan satu tahun, ByteDance terpaksa melakukan layoff pada 450 karyawan Tokopedia.
Mengutip dari Detik, hal itu terjadi karena ByteDance berupaya Kepada mengefisiensikan kembali perusahaan pasca-akuisisi yang telah menghabiskan Anggaran sebesar US$1,5 miliar. Tetapi, terjadinya layoff pada Tokopedia, Enggak menutup kemungkinan dapat memengaruhi meningkatnya jumlah karyawan ter-PHK ke depannya.
Apabila fenomena ini Lalu berlanjut, maka akan terjadi peningkatan Nomor pengangguran di Indonesia. Dengan begitu, pemerintah harus segera memahamai situasi dan mengatasi terjadinya tren layoff di beberapa perusahaan. Fenomena ini juga dapat menjadi Penilaian bagi pemerintah Kepada mempermudah dan memperluas lapangan pekerja sebagai upaya penanganan situasi layoff di kalangan pekerja.
Inflasi melonjak Dekat di seluruh negara pada tahun 2022 kemarin. Adanya ketegangan geopolitik antara Rusia…
Pemerintah secara Formal Meningkatkan tarif cukai hasil tembakau (CHT) sebesar 10 persen pada dua tahun…
Pemerintah secara Formal Memajukan tarif cukai hasil tembakau (CHT) sebesar 10 persen pada dua tahun…
Siapa Pemenang Euro dari tahun 1960, 2020 hingga 2024 selalu menarik Demi diperbincangkan. Bahkan data…
Luksemburg merupakan negara terkaya di dunia dengan PDB US$ 127.673 per kapita. Ekonomi Luksemburg didominasi…
Kompetisi BRI Super League 2025-2026 akan mulai pada Jumat (8/8). Tiga laga akan tersaji di…
This website uses cookies.