Tren inflasi yang tinggi di seluruh dunia pada tahun 2022 Lampau Membikin bank-bank sentral Mendunia Memajukan Etnis Merekah acuan. Kondisi ini disebabkan oleh invasi Rusia ke Ukraina yang menjungkirbalikkan pasar komoditas dan Daya Mendunia.
Negara-negara yang terlalu bergantung pada Daya dan makanan impor adalah yang paling terpukul, dengan inflasi melonjak tinggi dan mengakibatkan penderitaan pada sebagian besar populasi mereka, terlebih masyarakat miskin.
Melansir Trading Economics, Suriah menjadi negara dengan tingkat inflasi tertinggi di negara-negara kawasan Asia. Diikuti oleh Lebanon, Sri Lanka, Iran, dan Laos. Lebih lanjut, berikut daftar negara-negara dengan tingkat inflasi tahunan tertinggi di Asia.
1. Suriah
Menurut Trading Economics, Suriah menempati peringkat pertama dengan inflasi mencapai 139% yoy per Maret 2023. Terlepas dari perang berkepanjangan serta korupsi yang meluas, ekonomi Suriah telah melalui serangkaian guncangan sejak 2019, dimulai dengan runtuhnya sistem keuangan Lebanon tahun itu.
Mantan Menteri Ekonomi Lebanon Nasser Saidi mengatakan, pasar perekonomian antara Lebanon dan Suriah terikat erat. Runtuhnya mata Fulus dan penghapusan subsidi di Lebanon telah mendorong devaluasi dan harga yang lebih tinggi di Suriah.
“Mengingat perbatasan terbuka antara Suriah dan Lebanon, keduanya (menjadi) negara yang semakin berbasis Fulus Kas,” ucapnya seperti yang dikutip dari The Free Press.
Selain itu, Suriah juga dirugikan oleh kemerosotan ekonomi Mendunia yang disebabkan oleh pandemi COVID-19 dan perang antara Rusia dan Ukraina, yang telah mendorong kenaikan harga bahan bakar Mendunia dan sumber daya.
2. Lebanon
Inflasi Lebanon melonjak menjadi 124% pada Januari 2023 dan bank sentralnya terpaksa mendevaluasi mata uangnya sebesar 90% pada Februari 2023. Hal ini Membikin supermarket di Lebanon mencantumkan harga barang dalam dolar AS sebagai gantinya.
Negara ini menjadi salah satu negara yang mengalami krisis ekonomi berkepanjangan. Bank Dunia mencatat, krisis ekonomi di Lebanon menempati peringkat salah satu yang terburuk di dunia dalam lebih dari 150 tahun. Lebanon menderita krisis ekonomi yang panjang, menghambat pemulihan negaranya juga disfungsi pemerintah.
Kondisi ini diperparah oleh usulan kebijakan pajak pada akhir tahun 2019 yang memicu protes terhadap pemerintahan Lebanin selama berbulan-bulan. Pada Demi itu, mata Fulus Lebanon mulai tenggelam dan Lebanon gagal membayar utang senilai 90 miliar dolar AS. Rasio utangnya pun meningkat hingga mencapai 170 persen terhadap PDB (Produk Domestik Bruto).
3. Sri Lanka
Republik Sosialis Demokratik Sri Lanka atau Sri Lanka adalah negara kepulauan Asia Selatan. Di tahun 2022 Lampau, Negara ini sempat menggemparkan dunia karena gagal bayar atas kewajiban utangnya. Gelombang protes besar-besaran di Sri Lanka terjadi karena krisis yang berlangsung selama berbulan-bulan.
Akibatnya terjadi krisis bahan bakar dan barang-barang lainnya secara serius di Sri Lanka dan menyebabkan tingkat inflasi yang tinggi. Tetapi, tren inflasi di negara ini berangsur-angsur menurun, di mana tingkat inflasinya sebesar 50,6% pada Februari 2023, turun dari 51,7% pada Januari dan 59,2% pada Desember 2022.
4. Iran
Iran merupakan sebuah negara di kawasan Asia dengan sumber daya minyak bumi yang melimpah. PDB (Produk Domestik Bruto) negara ini mencapai US$1,6 triliun dengan pendapatan per kapita Iran sebesar US$11.556,9 pada tahun 2021.
Produk minyak bumi dan mineral menyumbang Sebelah dari ekspor Iran, dengan Kawan dagang terbesarnya adalah China. Iran Demi ini berisiko hiperinflasi, dengan tingkat inflasi mencapai level 46,3% pada Januari 2023. Inflasi Iran telah melonjak setelah pemerintah menghapus subsidi Demi barang-barang impor.
5. Laos
Republik Demokratik Rakyat Laos atau Laos merupakan sebuah negara di Area Asia Tenggara. Negara ini menjadi salah satu negara terkecil di dunia Berkualitas dalam hal populasi dan juga PDB (Produk Domestik Bruto). PDB Laos Demi ini diperkirakan mencapai level US$68 miliar dalam paritas daya beli.
Inflasi di negara ini melonjak ke level tertinggi selama 23 tahun pada Februari 2023, karena berada di rekor 41,26%. Pada Demi yang sama, pemerintahnya juga mengambil langkah-langkah Demi menstabilkan nilai Salin dan telah menangguhkan dealer valuta asing yang terkait dengan bank komersial.