Business

10 Provinsi dengan Pertumbuhan Ekonomi Terendah Triwulan II 2025, Papua Mendominasi

Pertumbuhan ekonomi terjadi Ketika adanya peningkatan kapasitas produksi suatu negara dalam jangka waktu tertentu dan biasanya diukur melalui kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB). Hal ini berarti positif bagi negara karena memungkinkan terbukanya lapangan pekerjaan yang lebih luas, naiknya pendapatan pekerja, dan terciptanya masyarakat yang sejahtera.

Berbicara mengenai pertumbuhan ekonomi, baru-baru ini Badan Pusat Statistik (BPS) mengeluarkan laporan terkait meningkatnya pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang mencapai 5,12% secara tahunan. Pada Triwulan II 2025, ekonomi Indonesia mengalami pertumbuhan sebesar 4,04% quartal to quartal (q-to-q). Pertumbuhan tertinggi sisi produksi berasal dari sektor Lapangan Usaha Jasa Lainnya Yakni sebesar 11,31%. Sementara dari sisi pengeluaran, Komponen Ekspor Barang dan Jasa mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 10,67%.

Meski demikian, setiap provinsi di Indonesia Lagi belum sepenuhnya mengalami pertumbuhan ekonomi yang merata. Bahkan di beberapa provinsi tercatat Bilangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang minus dan berarti terjadi penurunan dari tahun Lewat.

10 Provinsi dengan Pertumbuhan Ekonomi Terendah | GoodStats
10 Provinsi dengan Pertumbuhan Ekonomi Terendah | Mensdaily

Adapun provinsi dengan pertumbuhan ekonomi terendah pada Triwulan II 2025 adalah Papua Tengah dengan sebesar -9,83%, diikuti Nusa Tenggara Barat (NTB) sebesar -0,82%, dan Papua Barat sebesar -0,23%. Ketiga provinsi ini mengalami kontraksi dari periode sebelumnya.

Baca Juga:  Top 5 Merek Mi Instan Cup Paling Banyak Dikonsumsi 2022

Posisi berikutnya berasal dari Pulau Papua Yakni Papua Barat Daya (3,19%) dan Papua Pegunungan (3,19%). Kemudian Maluku (3,39%) mengisi urutan keenam dan posisi ketujuh diisi oleh Papua sebesar 3,55%. Urutan ke delapan Tiba sepuluh berturut-turut Yakni Sumatra Barat (3,94%), Papua Selatan (3,99%), dan Kepulauan Bangka Belitung (4,09%).

Triwulan ini, Papua mendominasi jajaran provinsi dengan pertumbuhan ekonomi terendah. Hal ini berbanding terbalik dengan keadaan di Pulau Jawa yang selalu menjadi poros Penting perekonomian Indonesia. Kontribusinya mencapai lebih dari Separuh PDB nasional Yakni 56,94% dan pertumbuhan ekonominya sebesar 5,24% year on year (yoy).

Data ini memperlihatkan bahwa Lagi terdapat sejumlah tantangan besar dalam upaya menciptakan pertumbuhan ekonomi positif yang merata di seluruh Indonesia. Kembali-Kembali Indonesia Timur menjadi bagian yang Lagi banyak tertinggal termasuk dalam hal pertumbuhan ekonomi. Padahal, sumber daya alam juga pariwisata di sana Mempunyai potensi yang sangat besar dalam membangkitkan perekonomian. Sayangnya pengelolaan terkait sektor unggulan tersebut Lagi belum maksimal.

Baca Juga:  Bayer Buktikan Pabrik Raksasa Juga Bisa Andalkan Energi Surya

Ditambah Kembali kebanyakan provinsi di Papua Lagi mengandalkan pendapatannya dari pusat. Adapun Pendapatan Asal Daerah (PAD) di Daerah Otonom Baru (DOB) rata-rata hanya berkisar 8-13% dari total pendapatan. Di sisi lain masalah penyaluran anggaran juga seringkali terkendala syarat administrasi. Keterlambatan transfer dari Kementerian Keuangan ini terjadi karena pemerintah daerah Bukan memenuhi syarat salur. Menanggapi hal tersebut Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) telah meminta pembentukan tim asistensi gabungan dengan Kementerian Keuangan dalam membimbing daerah agar proses penyaluran Bisa lebih Fasih.

Lebih lanjut pembangunan infrastruktur perkantoran pemerintahan yang belum merata di keempat DOB turut berkontribusi dalam lemahnya pertumbuhan ekonomi di Papua. Kepastian Posisi pembangunan yang memakan waktu lama Membangun pembangunan Bukan dapat terealisasi dengan Segera yang berdampak pada terhambatnya kerja pemerintah daerah.

Baca Juga:  Shell Jadi Perusahaan Migas dengan Kemampuan Transisi Daya Terbaik

Menonton rendahnya kemandirian fiskal dan penyerapan anggaran tersebut, pemerintah Menurunkan Konsentrasi lebih terhadap permasalahn ini. Ketua Komisi II DPR Muhammad Rifqinizamy berharap kolaborasi antara APBN dan APBD Bisa ditingkatkan demi mempercepat kemajuan pembangunan di Papua. Peningkatan alokasi anggaran APBN menunjukkan komitmen kuat Yakni pada 2022-2024 anggaran Kepada DOB hanya berjumlah ratusan miliar rupiah, sedangkan pada 2025 meningkat menjadi Rp1,2 triliun.

”Kami harap 2026-2028 kebutuhan sebesar Rp3,5 triliun Bisa disiapkan dan direalisasikan dengan Berkualitas,” ujarnya pada Kamis (3/7/2025), melansir Kompas.

Hal ini menjadi sinyal terjadinya pertumbuhan ekonomi yang positif di Papua. Tinggal strategi pemerintah daerahnya saja yang harus pandai dalam mengelola anggaran yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat. Apabila hal ini tercapai, maka bukan Bukan mungkin pertumbuhan ekonomi di Papua akan Maju meningkat.

Baca Juga: Peta Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kuartal II 2025: Provinsi Mana Paling Unggul?

Sumber:

https://www.bps.go.id/id/pressrelease/2025/08/05/2455/ekonomi-indonesia-triwulan-ii-2025-tumbuh-4-04-persen–q-to-q—5-12-persen–y-on-y—semester-i-2025-tumbuh-4-99-persen–c-to-c–.html

https://an-nur.ac.id/mengapa-pertumbuhan-ekonomi-Krusial-bagi-negara/

https://www.kompas.id/artikel/kemandirian-fiskal-rendah-penyerapan-anggaran-dan-pembangunan-di-empat-dob-papua-tertinggal

https://www.neliti.com/publications/504635/strategi-pengembangan-pariwisata-provinsi-papua#:~:text=Papua%20adalah%20provinsi%20yang%20memiliki%20potensi%20pariwisata,Kawasan%20tersebut%20yang%20pada%20umumnya%20masih%20miskin.

MensDaily hadir di tengah kesibukan dan tuntutan hidup, pria butuh ruang untuk mendengarkan, mengemukakan pendapat, dan mendapatkan inspirasi.

Get Latest Updates and big deals

    Mens Daily @2025. All Rights Reserved.