Business

10 Provinsi dengan Inflasi Tertinggi di Indonesia September 2025: Sumatra Utara Nomor Satu!

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, tingkat inflasi nasional pada September 2025 mencapai 2,65 persen (year-on-year). Artinya, secara rata-rata harga barang dan jasa di Indonesia naik sebesar 2,65 persen dibanding September tahun Lewat. Meskipun inflasi nasional tergolong terkendali, beberapa provinsi mengalami kenaikan harga yang jauh lebih tinggi dari rata-rata.

10 Provinsi dengan Inflasi Tertingg di Indonesia 2025

10 Provinsi dengan Inflasi Tertinggi di Indonesia September 2025
10 Provinsi dengan Inflasi Tertinggi | Mensdaily

Sumatra Utara mencatat tingkat inflasi tertinggi di Indonesia dengan Bilangan 5,32 persen. Hal ini berarti harga barang dan jasa di provinsi ini naik lebih dari lima persen selama setahun terakhir. Kondisi ini menyebabkan masyarakat Sumatra Utara harus mengeluarkan biaya lebih besar Demi memenuhi kebutuhan sehari-hari dibandingkan dengan daerah lain.

Provinsi Riau mengikuti dengan inflasi sebesar 5,08 persen, kenaikan yang Dekat sebanding dengan Sumatera Utara, terutama disebabkan oleh kenaikan harga pada komoditas yang didorong oleh sektor Kekuatan dan bahan makanan. Sedangkan Aceh mencatat inflasi sebesar 4,45 persen, yang menunjukkan kenaikan harga kebutuhan dasar secara pesat dan berpengaruh langsung pada daya beli masyarakat di sana.

Sumatra Barat mengalami inflasi sebesar 4,22 persen, masuk dalam kategori inflasi tinggi yang perlu menjadi perhatian. Provinsi Jambi yang inflasinya tercatat sebesar 3,77 persen juga Lagi berada di atas rata-rata nasional, meskipun lebih rendah dibanding beberapa provinsi lain di Sumatra.

Baca Juga:  Pejabat 'Puasa' Perjalanan Dinas, Negara Irit Rp15 Triliun?

Di Daerah Sulawesi, Sulawesi Tengah mencatat inflasi 3,88 persen dengan kenaikan harga yang terutama terjadi pada bahan kebutuhan pokok dan layanan transportasi. Sulawesi Tenggara mencatat inflasi sebesar 3,68 persen, di mana kenaikan harga sangat terasa pada sektor makanan dan minuman. Sedangkan Sulawesi Selatan mengalami inflasi sebesar 3,03 persen, yang sedikit di atas Bilangan nasional, menandakan tekanan harga mulai dirasakan oleh masyarakat setempat.

Sementara itu, Maluku juga mencatat inflasi sebesar 3,01 persen, memperlihatkan kenaikan harga yang signifikan dalam beberapa bulan terakhir. Sumatera Selatan mencatat inflasi 3,44 persen, yang menjadikannya termasuk dalam provinsi dengan kenaikan harga cukup tinggi di Indonesia.

Mengapa Inflasi Dapat Berbeda di Setiap Provinsi?

Perbedaan inflasi antar provinsi disebabkan oleh beberapa Elemen, misalnya perbedaan kondisi ekonomi, geografi, dan sektor unggulan di daerah tersebut. Provinsi yang mengandalkan komoditas tertentu atau bahan makanan impor cenderung lebih rentan terhadap kenaikan harga.

Contohnya, Sumatra Utara dan Riau yang Mempunyai sektor pertanian dan Kekuatan kuat Dapat merasakan Pengaruh fluktuasi harga komoditas dunia lebih besar. Begitu pula provinsi di Sulawesi yang harga bahan pokoknya Dapat terpengaruh oleh logistik dan transportasi dari daerah lain.

Baca Juga:  Mobil Terlaris di Indonesia Januari 2023

Komoditas Penyebab Inflasi

Komoditas Penyebab Inflasi | Mensdaily

Menurut BPS, komoditas yang paling berpengaruh terhadap inflasi nasional tahun ini meliputi beras, bawang merah, cabai merah, daging ayam ras, telur ayam ras, dan emas perhiasan. Kenaikan harga pada komoditas-komoditas tersebut sejalan dengan meningkatnya sebagian besar Grup pengeluaran rumah tangga.

Secara nasional, Grup makanan, minuman, dan tembakau mencatat kenaikan tertinggi sebesar 5,01 persen, disusul oleh Grup perawatan pribadi dan jasa lainnya yang melonjak hingga 9,59 persen karena pengaruh kenaikan harga emas perhiasan.

Kenaikan juga terjadi pada Grup perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 1,64 persen, kesehatan sebesar 2,01 persen, rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,07 persen, pendidikan sebesar 1,15 persen, serta penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 1,80 persen.

Sementara itu, terdapat dua Grup pengeluaran yang Malah mengalami penurunan harga, Yakni Grup transportasi dengan deflasi sebesar 0,15 persen dan Grup informasi, komunikasi, dan jasa keuangan yang turun 0,31 persen.

Komoditas-komoditas tersebut mengalami kenaikan harga cukup tajam di berbagai daerah. Sementara beberapa barang Malah menahan laju inflasi, seperti bawang putih, cabai rawit, tarif angkutan udara, dan bensin, yang mengalami penurunan harga di sejumlah Daerah.

Baca Juga:  Tarif Trump Kepada Negara Penyumbang Defisit Terbesar ke AS

Pengaruh Inflasi Tinggi bagi Masyarakat

Ketika inflasi tinggi, harga kebutuhan pokok dan barang sehari-hari naik. Ini artinya, Fulus yang dimiliki masyarakat Mempunyai daya beli yang berkurang. Masyarakat harus mengeluarkan lebih banyak Fulus Demi membeli barang yang sama dari sebelumnya.

Bagi keluarga dengan Pendapatan tetap atau terbatas, inflasi dapat menimbulkan kesulitan dalam mengatur keuangan rumah tangga. Pengeluaran Demi makanan, bahan bakar, dan kebutuhan pokok lain meningkat secara signifikan.

Memahami Fenomena Kenaikan Inflasi

Tingkat inflasi di tahun 2025 menunjukkan peningkatan yang Variasi di berbagai daerah di Indonesia. Provinsi Sumtera Utara mencatat inflasi tertinggi dengan Bilangan mencapai 5,32 persen, diikuti oleh Riau, Aceh, dan beberapa provinsi lain, khususnya di Daerah Sumatra dan Sulawesi. Inflasi yang tinggi ini menyebabkan naiknya harga kebutuhan pokok, sehingga masyarakat harus mengeluarkan pengeluaran lebih besar Demi memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Baca juga: Lalu Naik, Simak Pergerakan Harga Beras 2018-2025

Sumber: https://www.bps.go.id/id/pressrelease/2025/10/01/2468/inflasi-year-on-year–y-on-y–pada-september-2025-sebesar-2-65-persen.html 

MensDaily hadir di tengah kesibukan dan tuntutan hidup, pria butuh ruang untuk mendengarkan, mengemukakan pendapat, dan mendapatkan inspirasi.

Get Latest Updates and big deals

    Mens Daily @2025. All Rights Reserved.