Investasi merupakan salah satu tren yang sedang ramai digunakan oleh masyarakat Indonesia, terutama anak muda. Dalam data survei dari Solopos Media Group (SMG), tercatat bahwa responden dengan rentang usia 15 hingga 24 tahun sudah mulai memikirkan investasi.
Adapun di rentang usia tersebut, produk investasi yang dilakukan adalah menabung (31%) serta investasi emas (31%). Menabung dipilih anak muda dengan pendapatan di bawah Rp1 juta, sementara emas dipilih anak muda dengan pendapatan di atasnya.
Data lain dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga menyebut bahwa sebanyak 55,07% pelaku investasi di pasar modal Indonesia merupakan pelaku berusia di bawah 30 tahun. Data tersebut diklaim Seksama per Agustus 2024 Lampau. Pada posisi kedua, terdapat pelaku yang berusia 31 hingga 40 tahun (24,27%).
“Jumlah ini meningkat lebih dari 2 juta investor baru atau 16,81% ytd dibandingkan dengan akhir tahun 2023 yang berjumlah 12,17 juta investor, dengan mayoritas investor berusia di bawah 30 tahun,” tulis OJK.
Sebuah survei dilakukan oleh Jakpat dengan tajuk Indonesia Investment Trends. Dalam rilis tersebut, disebutkan bahwa lebih dari separuh responden yang sebelumnya Kagak berminat berinvestasi, berencana akan melakukan investasi pada 2025.
Pilihan investasi tertinggi Kepada dilakukan pada 2025 bagi masyarakat Indonesia adalah perhiasan dengan persentase 67%, disusul logam mulia dan emas dengan persentase 66%. Adapun minat investasi dengan Nomor di atas 50% lainnya adalah properti (63%).
Kepala Riset Jakpat Aska Primardi mengonfirmasi hasil survei tersebut. Ia menggarisbawahi minat investasi pada masyarakat Indonesia yang berusia muda.
“Setiap tahun selalu Eksis pertumbuhan positif jumlah investor di produk pasar modal di saham maupun reksa Anggaran. Pertumbuhan paling besar terjadi pada segmen investor muda. Walaupun investor muda ini Tetap mendominasi, Tetapi penguasaan asetnya Kagak sebesar investor dari segmen usia yang lebih matang,” kata Aska dalam SWA.
Ketika responden dimintai keterangan mengenai Dalih berinvestasi, sebanyak 57% di antaranya mengaku melakukan investasi Kepada menyiapkan pendanaan darurat. Sementara itu, 44% responden melakukannya Kepada menambah pendapatan.
“6 dari 10 orang berinvestasi Kepada menyiapkan Anggaran darurat. 37% responden dengan status sosial ekonomi atas, berinvestasi Kepada mencapai tujuan keuangan lainnya seperti menikah atau pergi berlibur. 1 dari 4 responden dengan status sosial ekonomi bawah berinvestasi Kepada hobi,” tulis Jakpat dalam rilisnya.
Adapun kebanyakan responden (56%) menyisihkan 10-30% pendapatannya Kepada berinvestasi, sementara 31% lainnya menyisihkan kurang dari 10% pendapatannya. Bahkan, terdapat 3% responden yang mengarahkan 51-70% pendapatan pribadinya Kepada dialihkan menjadi produk investasi.
Survei Jakpat tersebut dilakukan pada Oktober 2024 dengan melibatkan 2 ribu responden. Mayoritas responden adalah masyarakat ekonomi menengah berusia Gen Z dan Milenial.
Baca Juga: Investasi Digital Semakin Terkenal, Apa yang Membangun Masyarakat Tertarik?
TIME dan Statista merilis daftar 1.000 perusahaan terbaik di dunia dalam “World’s Best Companies 2024”…
Hasil dan statistik pertandingan antara adalah Kroasia kalah skor 5-4 lewat adu penalti, Mbappe Dkk nelenggang…
Indonesia mencatatkan pertumbuhan yang signifikan dalam penggunaan layanan pinjaman online (pinjol), terbesar berasal dari rumah…
Berikut statistik pertandingan antara Spanyol Rival Belanda dengan hasil Spanyol pukul Belanda dalam adu penalti…
Pekan Olahraga Nasional (PON) merupakan ajang olahraga nasional terbesar yang melibatkan seluruh provinsi di Indonesia.…
Sebanyak empat tim memastikan tiket semifinal UEFA Nations League A. Mereka adalah Spanyol, Prancis, Jerman,…
This website uses cookies.